![]() |
Sumber: http://www.freepik.com/free-photo/silhouette-of-family-playing-on-the -beach_945742.htm#term=happy family&page=1&position=13 |
Saya tidak bisa kalau
tidak ada suami saya. Saya hanya bisa menyanyi dan bermusik. Yang lainnya yang
mengatur suami saya. Demikian kata pasangan maestro karawitan jawa yang
lebih terkenal di luar negeri daripada di Indonesia. Sang istri, pesinden nomor satu di Indonesia sudah
menyelesaikan beasiswa S2 nya dan sampai sekarang sangat sibuk untuk melakukan
tour ke Eropa, Amerika dan Asia. Anak
mereka yang 2 tahun diurus oleh sang suami. Beasiswa S3 sudah menanti, tetapi
masih menunggu kesiapan suami.
Saya jadi ingat sahabat saya yang hidup di dua negara. Bersuamikan
orang Australia, dia tinggal di Australia.
Sahabat saya ini bekerja dua minggu di Indonesia dan dua minggu di
Australia dan di antaranya bepergian keliling dunia. Suaminya sangat mendukung. Mereka mengatur
jadwal perjalanan sesuai dengan kegiatan masing-masing, sehingga tidak ada yang
meninggalkan 2 anak gadis mereka yang cantik-cantik.
Saya sendiri sering bepergian dan pernah dikasih komentar “Ade,
either you are happily married or divorced. Because you never look worried with
your mobile”. Saya terangkan bahwa saya
sangat beruntung memiliki suami yang mendukung saya. Suami yang percaya Saya bisa menjaga diri. Kuliah
S2 saya adalah berkat dorongan suami juga.
Saya sudah divonis harus ganti lutut, tetapi dengan perhatian dan
ketelatenan suami, saya bisa memperpanjang usia lutut saya. Sehingga saya
sampai detik ini masih tetap bisa
bepergian dan berguna bagi orang lain.
Saya pernah bertanggung jawab untuk menyemangati para
manajer wanita di industri perhotelan agar bisa mencapai posisi tertinggi di
hotel, General Manager. Untuk Saya bisa mencapai target 10% dari seluruh
General Manager adalah wanita, merupakan hal yang sangat tidak mudah. Banyak yang gagal di tengah jalan karena
tidak tahan dengan tekanan pekerjaan, tekanan suami atau konflik internal
lainnya. Mereka yang berhasil biasanya
memiliki suami yang sangat mendukung dan memahami pekerjaan istrinya. Industri
perhotelan dengan jam kerja yang panjang
memang sangat menuntut dukungan keluarga.
Jadi jika ada peribahasa “Di balik kesuksesan seorang pria pasti ada wanita hebat
di belakangnya”, di balik kesuksesan
seorang wanita juga pasti ada dukungan dan doa dari suami. Atau, kata teman
saya “ada pria yang mengikhlaskan dirinya tidak diurus agar kamu bisa meraih
mimpi-mimpimu”.
Catatan
kecil buat para suami hebat ini saya mau tutup dengan apa yang saya rasakan
bahwa jika kita mencintai pekerjaan kita maka setiap hari akan menjadi hari
yang menyenangkan. Tekanan yang ada bukan merupakan halangan untuk maju dan
berhasil. Apalagi, jika kita bisa menemukan seorang suami yang merupakan
seorang teman terbaik kita di masa-masa yang menyenangkan dan sulit, berkarier dan berkeluarga bukanlah
masalah. (ade noerwenda)