Rabu, 14 Januari 2015

Nafsu Besar Tenaga Kurang Pariwisata Indonesia

Are you going to Mentawai? Itu adalah pertanyaan seorang pramugari kepada 4 anak muda yg duduk di depan kami pada penerbangan ke Padang baru-baru ini. Lalu Pramugari bertanya lagi Are you going for surfing?

Ade, apa ada Bali ke-2? Itu adalah peryanyaan yang sering saya terima dari para hotel investor.

Saya jadi berpikir apakah ada tempat menarik di Indonesia bagi turis asing selain Bali? Apakah Mentawai? Apakah Sabang? Apakah Belitung? Apakah Lombok? 
Pemerintahan Jokowi mencanangkan target 20 juta turis asing pada tahun 2019. Sementara itu kedatangan turis asing pada tahun 2014 (Jan-Nov) adalah 8,5 juta orang.  Artinya kenaikan sebesar 11 juta dalam waktu 4 tahun.  Bandingkan dengan Perancis yang merupakan negara dengan jumlah kedatangan turis asing terbesar di dunia, yaitu 83 juta pada tahun 2014, dengan target 100 juta turis pada tahun 2030
(http://www.diplomatie.gouv.fr/en/french-foreign-policy-1/tourism/the-place-of-tourism-in-the-french/article/statistics-on-tourism-for-2013-07), berarti kenaikannya sebesar 17 juta dalam waktu 15 tahun. 

Apakah target yang ditetapkan pemerintahan Jokowi realistis?   
Mungkin Perancis bukanlah pembanding yang tepat untuk kasus ini, karena Perancis sudah jauh lebih maju dibandingkan Indonesia.  Coba kita tengok jumlah kedatangan turis asing ke Indonesia dibandingkan negara-negara tetangga:


Ternyata Indonesia kalah populer. Bahkan dengan Malaysia yang luas negaranya lebih kecil dibandingkan Indonesia.  Wajar, menurut saya, jika Malaysia lebih populer. Lihat saja anggaran promosi wisata Malaysia yang mencapai Rp 3,6 triliun. Sementara Indonesia saat ini hanya sebesar Rp 300 miliar seperti yang diungkapkan Menteri Pariwisata Arief Yahya di Istana Kepresidenan. (http://travel.detik.com/read/2015/01/07/181127/2796835/1382/anggaran-pariwisata-indonesia-masih-kalah-dengan-malaysia)
Jika kita bicara pariwisata, industri ini adalah industri yang sangat kompleks. Keberhasilannya tergantung banyak sekali faktor antara lain infrastruktur, peraturan pemerintah, investasi swasta, perilaku masyarakat, pendidikan, dan keamanan.

Isu keselamatan di Indonesia
Sampai saat ini jika kita melihat catatan dari laman resmi pemerintah Australia, Amerika, Inggris, Kanada, dan New Zealand, update terakhir 5 Januari, saran mereka ke warga negaranya jika ingin bepergian ke Indonesia adalah exercise high degree of caution.  Alasannya karena masih ada ancaman terorisme di Indonesia. Daerah yang harus sangat berhati-hati untuk dikunjungi adalah:  Aceh, Sulawesi Tengah (khususnya Palu, Poso dan Tentena), Maluku (khususnya Ambon), Papua dan Papua Barat.

Keselamatan penerbangan di Indonesia tengah dalam sorotan yang sangat tajam. Kecelakaan Airasia QZ 8501 pada tanggal 28 Desember 2014, telah mengungkapkan karut marutnya pengelolaan industri penerbangan di negara ini.  Hal ini menambah buruk reputasi keselamatan di Indonesia. 
 
Perilaku masyarakat
Perilaku masyarakat wisata yang baik adalah masyarakat yang ramah, sopan, merawat tempat wisata dan fasilitasnya dengan baik, serta menjaga kebersihan lingkungan. Jika perilaku masyarakat kita sudah mencerminkan sebagai masyarakat wisata,  komentar negatif tentang Pantai Kuta, Bali, salah satu destinasi paling terkenal di Indonesia, semestinya sudah tidak ada lagi.
Pantai Kuta, Bali, di-review sebanyak 1.158 orang di Tripadvisor, situs perjalanan terbesar di dunia.  Banyak penulis review tersebut pernah ke Pantai Kuta dan mengalami kekecewaan dengan perkembangannya saat ini:
Trash everywhere in the morning
-  Overcrowded, full of floating trash..dirty beach!
-  Too many Hawkers garbage everywhere, the pavement along the beach is dirty and smelly at some parts:
  (Some hotels try hard to maintain the cleanliness of their beaches but most just
   ignore theirs almost completely. Its time to safe Kuta Beach!)
-  Not to recommend: Most annoying are the loads of the groups of local people coming 
   over from Java to spot the "nude white tourists" and photograph them. Even from three
   metres directly in front of you.
 
Bandingkan dengan Pantai Kuta, di Lombok yang dianggap sebagai pantai yang memiliki potensi untuk mendunia:
Dirty surfers paradise
-  A rubbish dump!
-  Beach is nice. Kids annoying.
-  Beautiful Beach but Totally Marred by Souvenir Hawkers

Bagaimana dengan fasilitas dasar yaitu toilet.  Saya ingat sekitar tahun 2009 ada gerakan kebersihan toilet di bandara-bandara Indonesia.  Lalu toilet di Bandara Soekarno-Hatta diubah dengan memakai penyekat kaca.  Coba tengok tingkat kebersihannya sekarang.  “Merawat” masih kebiasaan yang langka.

Ada satu langkah baik di toilet Terminal Kedatangan 2F.  Minggu lalu saya melihat satu monitor kecil terpasang untuk para pengunjung memberikan masukan akan tingkat kepuasan terhadap kebersihan toilet. Mudah-mudahan masukan seperti ini tidak hanya untuk toilet, coba lakukan survey kepuasan pengunjung seperti yang dilakukan oleh Bandara Changi Singapura pada saat mereka baru membuka Terminal 3 nya. Para surveyor berkeliling menanyai para pengunjung: apakah kami puas dengan pelayanan Bandara Changi? Berapa bandara yang kami kunjungi per tahun? Dari sekian bandara, mana yang paling disukai dan mengapa? Fasilitas apa yang disukai atau diinginkan. Kebiasaan mendengarkan masukan dari pengunjung dan melakukan perbaikan dari pengelola fasilitas umum ternyata menghasilkan kebaikan.

Bagaimana dengan kemampuan berbahasa Inggris masyarakat kita jika kita mau menambah jumlah turis internasional ini.  Apakah masyarakat sudah diajari berbahasa Inggris yang sopan? Atau buy me sir, buy me sir sudah cukup bagus?
Peraturan pemerintah
Peraturan pemerintah di kebanyakan kasus merupakan kunci keberhasilan suatu program.  Peraturan yang ramah investor akan mengundang investasi yang bagus sehingga jumlah fasilitas hotel, tempat wisata atau infrastruktur pun menjadi lebih baik.

Larangan pegawai negeri sipil (PNS) menggelar rapat di di hotel resmi berlaku mulai 1 Desember 2014. Efeknya sampai saat ini: hotel di Padang sudah mulai merumahkan karyawannya (Tempo, 13 Januari 2015), PHRI dari berbagai daerah sudah melakukan upaya untuk menyadarkan pemerintah bahwa ini adalah peraturan yang tidak tepat. Jika rencana pembangunan hotel di Indonesia begitu maraknya di 2015, mungkin dengan adanya peraturan ini banyak investor yang menahan investasinya dan mengurungkan niatnya untuk membangun di Indonesia.  Karena hotel-hotel saat ini sangat bergantung kepada MICE market.

Belum lagi peraturan penerbangan di Indonesia.  Saking karut-marutnya sebuah meme yang menggambarkan superman tidur karena kena larangan terbang menteri Jonan pun beredar.

Infrastruktur
Pemerintah Jokowi berjanji untuk membangun infrastruktur.  Tetapi infrastrukur yang bagaimana yang akan dibangun?

Sunset di Tanah Lot Bali merupakan salah satu pemandangan yang sangat ditunggu para wisatawan. Jumlah bis dan mobil yang diparkir pada saat sunset banyak sekali. Begitu momen sunset selesai, terjadilah kemacetan yang luar biasa untuk kembali ke Denpasar atau mengeluarkan diri dari Tanah Lot.  Di perempatan-perempatan yang mengarah ke Denpasar, Seminyak, dan lain-lain terjadi simpul-simpul kemacetan.  Apakah pelebaran jalan di destinasi wisata populer akan menjadi prioritas juga?
Jika turis internasional hanya masuk ke Indonesia di daerah tertentu saja, bagaimana keberadaan toilet di icon wisata Indonesia. Apakah sudah layak sesuai dengan standar internasional?
Pendidikan
Kurikulum 2013 atau kurikulum lama? Peta dasar pendidikan Indonesia mau dibawa ke mana? Masyarakat maritim? Masyarakat pariwisata? Masyarakat agraris?

Jika kita bicara pariwisata secara spesifik, apakah ada pariwisata keberlanjutan diajarkan di sekolah-sekolah?  Apa yang disukai para turis internasional adalah alam Indonesia.  Jika alam Indonesia tidak dirawat dengan baik, jangankan tambahan 11 juta turis, 2 juta turis saja mungkin tidak ada.

Marketing
Pemerintahan Jokowi berencana untuk memakai cara pemasaran yang berbeda yaitu dengan e-marketing.  Kita belum melihat bentuk nyata dari e-marketing ini.  Tetapi yang dipakai oleh banyak negara adalah situs pariwisata resmi, instagram, facebook, dan twitter.

Instagram dengan follower terbanyak adalah milik Tourism Australia dan nama akun teraneh yang sulit dicari adalah milik Indonesia:

Mungkin saya kedengaran skeptis dengan target pemerintahan Jokowi di bidang pariwisata.  Saya rasa dengan penemuan saya di atas saya punya dasar untuk mengatakan bahwa target pariwisata Indonesia bak nafsu besar tenaga kurang. (ade noerwenda)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar