Notes, observations and thoughts of tourism, Human Resources, Corporate Social Responsibility and Education
Kamis, 18 November 2010
Ketrampilan Teknis Bukan Segalanya
Seorang general manager mengeluh kalau chief accountant yang baru enam minggu direkrutnya sudah mau keluar dengan alasan keluarga. Padahal sudah begitu banyak biaya relokasi yang dikeluarkan.
General manager lain memberi surat peringatan terakhir kepada reservation manager-nya karena membuat keputusan yang merugikan hotel. Padahal, reservation manager tersebut baru bekerja selama tiga bulan di hotel yang berkamar 450 tersebut. Sebelumnya sang reservation manager tersebut bekerja di hotel yang berukuran sama dengan posisi sebagai supervisor.
Dua situasi di atas menunjukkan kesamaan, yaitu dua posisi yang sangat kental membutuhkan ketrampilan khusus. Ketrampilan yang hanya bisa didapat sesudah melalui berbagai macam jenis pelatihan di hotel, menguasai sistem yang dipakai, dan memiliki pengetahuan yang kuat di bidangnya. Sayangnya, kedua manager tersebut tidak berhasil di posisinya.
Sesudah saya review, ternyata para manager tersebut dipromosikan berdasarkan ketrampilan teknisnya saja. Semua test tertulis yang diberikan hanya mencakup ketrampilan teknis.
Kalau kita bicara posisi-posisi managerial yang ada di dunia perhotelan, 80 persen adalah posisi yang sangat kental dengan ketrampilan teknis. Dengan dua pengalaman general manager di atas, apakah sisi ketrampilan teknis saja cukup untuk menjadi pertimbangan dipromosikannya seseorang?
Jika Anda mau meniti jenjang karier yang lebih tinggi, asahlah sisi kepemimpinan, komunikasi, dan analisa Anda.
Tugas manager adalah mencapai target bisnis yang telah ditetapkan bersama timnya. Berarti dia tidak mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Dia perlu melatih, mengarahkan, dan membimbing stafnya untuk bisa mengerjakan tugas-tugas mereka sehingga mencapai tujuan. Jika sang manager memiliki kepemimpinan yang baik, para stafnya akan termotivasi untuk mengikuti instruksinya akhirnya mau mengerjakan tugas-tugas mereka.
Berdasarkan penelitian Kouzes dan Posner dalam bukunya The Leadership Challenge, para staf terpesona akan manager yang memiliki visi dan bisa menjadi inspirasi. Staf tahu visi manager, jika sang manager mengkomunikasikan visinya ke staf.
Banyak orang ingin terinspirasi di dunia ini. Kenyataannya ada banyak orang yang mau mengikuti pemimpin yang bisa menimbulkan inspirasi meskipun sang pemimpin tidak memiliki kualitas lain. Kouzes dan Posner mengatakan bahwa “untuk bisa menginspirasi artinya Anda berkomunikasi dengan jelas dan dengan passion”.
Kemampuan menganalisa berkaitan dengan kemampuan Anda untuk menilai situasi, melihat dari berbagai perspektif, mengumpulkan informasi lebih lanjut jika diperlukan, mengidentifikasi isu-isu kunci yang perlu ditangani, dan akhirnya mengambil keputusan. Kemampuan menganalisa semakin terasah dengan seringnya Anda terekspos ke situasi-siatuasi yang tidak mudah.
Akhirnya, jika Anda memiliki ketrampilan teknis yang baik, tetapi tidak lupa mengasah sisi kepemimpinan, komunikasi dan analisa Anda, saya yakin Anda akan dapat menjadi seorang manager yang baik dan pantas mendapatkan promosi! (ade noerwenda)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar